Jumat, 02 September 2011

IDUL FITRI UNTUK ANAK

FAMILY GATHERING IDUL FITRI
ANAK – ANAK DAN KELUARGA
Rumah Kreatif Mata Air rumah bermain dan belajar Yogyakarta

PENDAHULUAN
TaqobalAllahu minna waminkum… wasyiamana wasyiamakum… minal aidzin wal faidzin, mohon  maaf dengan segenap lahir dan batin…

Ungkapan dan doa yang penuh arti kemengan, kebesaran, keikhlasan dan ketulusan di hari kemenangan inilah yang menjadi dasar dan titik pokok Family gathering ini. Tentunya family gathering ini lebih mengarah pada suasana silaturahmi, halal bihalal, dan bertemunya banyaknya(baca:seluruh_red) anggota keluarga yang selama ini sangat sulit untuk terwujud. Inilah moment yang sangat penting bagi keluarga, terlebih bagi anak – anak.
Bisa dikatakan, aidul fitri (baca:lebaran_red) adalah suatu hari yang sangat dinantikan setiap anak, karena lebaran adalah moment yang sangat menyenangkan. Pada hari lebaran ini seorang anak yang notabene tahapan perkembangannya masih membutuhkan banyak stimulasi akan merasa sangat gembira setelah selama sebulan dengan tekun berlatih puasa, berusaha selalu ke masjid mengikuti tarawih sehingga tidur larut malam dan ikut bangun pada waktu sahur. Ini sungguh perjuangan yang sangat berarti bagi anak-anak, maka sudah selayaknya anak-anak akan sangat merasa gembira. Dihari lebaranpun akan menjadi lebih special karena biasanya anak-anak akan mendapatkan sesuatu yang “lebih” dibanding hari-hari biasanya. Ia akan mendapat banyak apresiasi mulai dari mendapat banyak senyum, nasihat, ucapan selamat dan tentunya akan mendapatkan hadiah. Secara psikologis, lebaran juga mampu memberi muatan lebih bagi seorang anak (baca:tahapan perkembangan_red), karena pada hari lebaran seorang anak akan merasa sudah lebih besar dan lebih pintar, “lebih” karana mampu melewati bulan ramadhan. Bagi orang tua, selain apresiasi ungkapan syukur atas kemampuan serta proses tertanamnya benih-benih keiman sang anak, lebaran juga menjadi moment yang tak kalah penting karena orang tua akan mendapatkan ruang khusus yang special dan berkwalitas (sungkem : proses saling memaafkan dari orang tua-anak dengan prosesi doa, nasihat dan petuah). Begitu-pun bagi orang – orang atau teman – teman yang menganut agama / kepercayaan lain, moment lebaran akan menjadi ajang toleransi, saling menghargai dan menghormati (inklusitas), dan saling mengapresiasi dengan saling memberi selamat serta ungkapan maaf.
Maka menjadi penting ketika moment aidul fitri yang hanya datang satu tahun sekali ini tidak sekedar  dijadikan seremoni biasa dengan kumpul keluarga, makan ketupat – opor, dan membagi-bagikan hadiah serta pergi ketempat wisata. Lebaran bisa dikelola menjadi suatu moment silaturahmi yang edukatif, menerapkan nilai-nilai keimanan, cinta lingkungan, kearifan local, dan cinta keluarga yang penuh dengan permainan yang menyenangkan dan tak terlupakan bagi anak. Moment lebaran akan menjadi lebih special ketika kemasan didalamnya diisi dengan rangkaian kegiatan yang edukatif, ramah anak, dan tentunya mencakup berbagai stimulus seperti kognisi, sosial emosi (percaya diri, kesabaran, kemandirian), motorik kasar/halus, intuisi, problem solfing, kerjasama, tanggung jawab, bahasa, berhitung, baca tulis dan lain-lain.

TaqobalAllahu minna waminkum… wasyiamana wasyiamakum… minal aidzin wal faidzin, mohon  maaf dengan segenap lahir dan batin…

TUJUAN
Edukasi dan transformasi nilai – nilai Aidul fitri, cinta lingkungan dan kearifan lokan sebagai pondasi bermain.

RANCANGAN KEGIATAN
Hari, Tanggal pelaksanaan :
Tempat :
Skema  :
Anak – anak dilibatkan dalam suatu skenario pemecahan masalah. Mereka menjadi bagian penting dan vital dalam misi sebagai penyebar kebaikan. Sebagai para khalifah penyebar kebaikan, anak – anak akan memulai dan menjalankan misinya dengan mengedepankan sebuah rasa tanggung jawab besar, karena mereka harus selalu memberikan kebaikan dimanapun mereka berada. Anak-anak akan melewati pos-pos simulasi dengan berbagai permainan dan workshop.
Dengan stimulus skema ini, maka diharapkan anak-anak akan mengerahkan segenap potensinya baik kognisi, motorik, sosial emosi, dan komunikasinya secara maksimal.

Bentuk kegiatan :
-          Diawali dengan ice-breaking dengan metode circle, yaitu anak – anak akan bermain dengan berbagai      permainan yang membangkitkan konsentrasi, keberanian, totalitas, saling percaya dan kejujuran. Ice-breaking ini dilakukan secara bersama-sama. Berlanjut pada pembagian kelompok, pun dengan metode permainan.
-        Ice-breaking dalam kelom kelompok. Masing-masing kelompok melakukan permainan yang menggugah rasa kekompakan, kebersamaan, menghargai kelebihan dan kekurangan orang lain, menggugah komunikasi antar anggota kelompok.
-    Ice-breaking dalam kelompok-kelompok (tetap bersama tetapi terbagi dalam kelompok-kelompok). Disini akan berisi permainan yang menggugah rasa kebersamaan, tanggung jawab, menghargai dan menghormati orang / kelompok lain.
-     Menjalankan misi menyebarkan kebaikan. Metodenya, Masing-masing kelompok akan mendapatkan suatu misi (skenario) yang harus dijalankan bersama-sama. Mereka akan membaca peta dan memecahkan masalah didalamnya, dalam perjalanannya, mereka akan menemui pos-pos dengan berbagai mainan edukasi.
·         Pos 1 : menanam
-   Proses : Anak-anak akan mendapatkan pijakan dari penjaga pos. setiap kelompok akan menanam lima jenis tanaman yang sudah disiapkan dengan cara mencocokkan jenis tanaman dengan lubang (media tanam) yang sesuai dengan tanamannya, yaitu didalam lubang ada potongan daun yang sesuai dengan tanaman yang akan ditanam. Tanaman ditanam dengan rapi dan baik, kemudian dijaga dari ancaman perusak tanaman.
-          Indikator : Lima bibit tanaman berhasil ditanam dengan rapi dan baik dalam waktu 15’
Setah proses menam selesai, anak-anak menjaga tanamannya dari para pembalak liar. (metode permainan kucing-kucingan untuk menjaga pohonnya)
-       Tujuan : Stimulasi : motorik kasar, motorik halus, sains, bahasa, kesabaran, kemandirian,           problem solving, kreativitas, kognisi (berhitung, mengenal bentuk, mengenal jenis tanaman, konsep besar kecil, tinggi rendah, jauh dekat), kerjasama, kesadaran dan tanggung jawab serta cinta lingkungan.
-        Waktu : 20’ (15’ permainan, 5’ pijakan)
-        Hasil yang diharapkan : kesadaran konservasi lingkungan, life skill dan survival skill
-        Alat dan bahan : Tanaman, alat bercocok tanam.
·         Pos 2 : APE (ketupat)
-          Proses : Anak-anak akan mendapatkan pijakan dari penjaga pos. setiap anak dari anggota kelompok akan membuat ketupat dari kertas dan piring kertas dengan rapi dan baik. Mereka dipersilahkan membuat ketupat sebanyak-banyaknya dalam waktu 15 menit. Semakin banyak ketupat yang mereka buat, semakin banyak orang-orang kelaparan yang mereka selamatkan.
-          Indikator : membuat APE ketupat sebanyak-banyaknya dalam waktu 15’.
-          Tujuan : stimulasi : motorik kasar, motorik halus, sains, bahasa, kesabaran, kemandirian, problem solving, kreativitas, kognisi (berhitung, mengenal bentuk, konsep besar kecil, tinggi rendah, jauh dekat, tradisi ketupat lebaran), kerjasama, kesadaran dan tanggung jawab, cinta lingkungan (pengolahan sampah).
-          Waktu : 20’ (15’ permainan, 5’ pijakan)
-          Hasil yang diharapkan : kesadaran cinta lingkungan, peduli terhadap sesama, ketrampilan.
-          Alat dan bahan : piring kertas, kertas bekas, gunting, lem, crayon / alat lukis / alat tulis.
·         Pos 3 : Jumputan
-          Proses : Anak-anak akan mendapatkan pijakan dari penjaga pos. setiap anak anggota kelompok akan diberi satu lembar kain untuk dibuat menjadi jumputan. Jumputan ini berfungsi sebagai kenang-kenangan dan sebagai slayer, masker (alat pelindung pernafasan), bandana.
-          Indikator : membuat jumputan. Mulai dari membuat pola, hingga pewarnaan dan menandai.
-          Tujuan : stimulasi : motorik kasar, motorik halus, sains, bahasa, kesabaran, kemandirian, problem solving, kreativitas, kognisi (berhitung, mengenal bentuk, konsep besar kecil, tinggi rendah, jauh dekat), tradisi dan kearifan lokal, kerjasama, kesadaran dan tanggung jawab, menjaga kesehatan.
-          Waktu : 20’ (15’ permainan, 5’ pijakan)
-          Hasil yang diharapkan : kesadaran cinta kesehatan, mengenal budaya lokal, ketrampilan.
-          Alat dan bahan : kain mori ukuran bandana, tali rafia, karet gelang, kerikil, pewarna pakaian, ember.
·         Pos 4 : sate buah
-    Proses : Anak-anak akan mendapatkan pijakan dari penjaga pos. setiap anak dari anggota kelompok akan diberi empat macam buah masing-masing 2 buah (asumsi jumlah anak dengan satu anak dua buah). Buah dipotong-potong dan anak-anak membuat sate buah.  Sate buah ini akan dimakan bersama-sama pada akhir acara dan dibagikan kepada kelompok lain (saling bertukar) diberikan kepada orang tua dan semua yang hadir didalam acara tersebut sembari bersalam-salaman dan saling memaafkan.
-          Indikator : mengupas buah, memotong, menusuk henuangkan buah hingga menjadi sate buah.
-       Tujuan : stimulasi : motorik kasar, motorik halus, sains, bahasa, kesabaran, kemandirian,          problem solving, kreativitas, kognisi (berhitung, mengenal bentuk, konsep besar kecil, tinggi rendah, jauh dekat), tradisi dan kearifan lokal, kerjasama, kesadaran dan tanggung jawab, menjaga kesehatan.
-         Waktu : 20’ (15’ permainan, 5’ pijakan)
-         Hasil yang diharapkan : gaya hidup sehat, berbagi kepada orang lain,.
-         Alat dan bahan : buah, tusuk sate, sirup, susu kental, gulapasir, keju.

Rundown acara :
Ice-braking                          : 60’
Outbond                              : 80’ (Waktu dipos 20’ X 4 pos = 80’)
Perjalanan                            : 20’
Review, penutup                   : 20’
Waktu yang dibutuhkan        : 60’ + 80’ + 20’ +20’ = 180’
         180’ atau 3 jam
Rangkaian kegiatan              : 09.00 – 10.00 ice-breaking.
         10.00 – 12.00 kegiatan outbond.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar