Kamis, 01 September 2011

Program Pelatihan dan Pendampingan untuk Guru KB / TK, Orang-tua dan Workshop/Outbond Anak

Term Of Reference (TOR)  Program “Rumah Kreatif” Mata Air Yogyakarta 
Pendampingan KB / TK, Home – Base (Untuk Orang tua) dan Workshop Anak 

LATAR BELAKANG
Dunia anak adalah dunia bermain. Tidak lain dan tidak bukan selain bermain. Semua hal yang ditemui, dilakukan, dipelajari dan dipersepsikan oleh anak disetiap harinya adalah merupakan pengejawantahan dari bermain itu sendiri. Lewat bermain anak-anak belajar memecahkan masalah, belajar mencintai, belajar mengenal, mengerti dan menghormati orang lain, belajar lingkungan, belajar agama, belajar menghitung, belajar sains, belajar peran, berajar art dan craft, belajar membaca dan menulis, serta belajar tentang segala hal dari hidup itu sendiri.
Melalui bermain berbagai stimulasi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak bisa tersampaikan dengan maksimal. Begitupun, stimulasi akan maksimal bila dunia bermain anak mampu menyentuh ranah yang menjadi prinsip bagi anak-anak itu sendiri. Bermain yang dimaksud adalah bermain yang dikelola dan difasilitasi dengan baik, yaitu dengan tetap mengutaman unsur-unsur kebutuhan prinsip anak. Bermain yang tetap memegang teguh hak anak, bermain yang tetap berpusat pada anak, bermain yang mengutamakan unsur edukasi, bermain yang memegang teguh kearifan budaya local, bermain yang ramah dan aman bagi anak, bermain yang berpedoman pada tahapan perkembangan anak, yang semuanya dilakukan dengan suasana gembira, bebas dari paksaan dan dalam lingkungan beserta orang-orang yang ramah sekaligus aman bagi anak, yang mampu menghargai anak-anak dengan selalu menggunakan komunikasi yang efektif kepada anak.
Anak usia dini (lahir – 8 tahun) membutuhkan maksimalisasi stimulasi tumbuh kembang. Jika stimulasi dalam bermainnya tidak terfasilitasi dengan maksimal, maka jutaan potensi dasar yang dimiliki anak semenjak lahir akan terhambat perkembangannya. Pun, terlebih dengan perkembangan jaman yang semakin global,  akhirnya lingkungan dan dunia bermain anak cenderung tidak terstimulasi dengan baik. Anak-anak banyak mendapatkan kekerasan, hak anak sering terabaikan, dan lingkungan bermain yang aman dan penuh unsur edukatif semakin susah ditemukan. Sebagai contoh yang paling mudah dijumpai diskitar kita, banyaknya orangtua yang bekerja ataupun menempuh pendidikan lanjut, maka mulai banyak anak yang diasuh oleh pengasuh anak dirumah, atau banyak anak yang diasuh oleh televisi karena sehari-hari anak diletakkan didepan televisi dengan alasan agar tidak rewel, mulai banyak dititipkan pada orang atau lembag. Maka, disinilah tugas kita sebagai orang yang mengaku dan mendedikasikan diri sebagai pendidik anak. Secara sadar atau tidak, kita mempunyai tanggung jawab besar agar anak-anak kita mendapatkan dunia bermainnya secara baik dan utuh agar tumbuh kembangnya maksimal.
Sebagai lembaga yang mendedikasikan kerja-kerjanya untuk anak usia dini, maka kita perlu memperhatikan visi dan misi lembaga. Apakah sudah sepenuhnya berpihak dan berpusat pada anak? Apakah lingkungan main dan stimulasi lembaga/sekolah kita sudah mampu mewakili dunia anak, maksudnya, lingkungan dan stimulasi yang sedekat dan semirip mungkin dengan rumah dan dunia bermain tetapi memenuhi berbagai macam edukasi. Anak memerlukan kasih sayang dan pendampingan seperti orangtua sendiri. Anak perlu bermain untuk menyalurkan energi dan mengembangkan potensinya.
Dari prinsip bermain anak yang sesederhana itu, maka menjadi kebutuhan yang penting bagi Mata Air untuk menjalin kerjasama dengan berbagai mitra strategis dalam pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan TK / KB. Mata Air memposisikan dan menyiapkan diri agar mampu melebur bersama mitra yang sama-sama mengharapkan dunia pendidikan anak berkembang dengan maksimal, melakukan usaha-usaha kearah pemaksimalan yang dimaksud.
Mata Air telah menyiapkan beberapa program dan materi, mulai dari prinsip dasar pendirian sekolah hingga metode dan penerapannya. Program-program yang disiapkan Mata Air meliputi :

Training untuk Pendamping Anak (Guru, pendamping, edukator)
Program berupa pendampingan sekolah / lembaga, yaitu dengan memberikan training dan workshop dengan materi seperti : Hak anak, keberpusatan pada anak, komunikasi efektif, perkembangan anak, literasi media, gender dalam PAUD, kreativitas guru, penataan lingkungan dan area main, pengembangan kurikulum, perencanaan pembelajaran, kompetensi dan indikator, tahapan perkembangan bermain dan kegiatannya (main peran, sains, art craft, persiapan membaca menulis dan berhitung, menggambar, melukis, dll), APE (Alat permainan Edukasi) Limbah, gerak dan lagu, evaluasi anak, home base dan parenting dll .
  
Program Pendampingan untuk Orang Tua
Orang tua dan pengasuh anak usia dini akan mendapatkan materi training Home Base. Materi ini adalah sebuah metode bagaimana orang tua / pengasuh mampu menjadikan / memaksimalkan rumah sebagai tempat yang mampu menstimulasi perkembangan anak sesuai tahapannya. Orang tua / pengasuh mampu menjadikan setiap ruang, perabotan, aktivitas dan segala hal yang ada dirumah bisa dijadikan sebagai sebagai area bermain dan belajar anak, sehingga ketika dirumah anak-anak dapat bermain sekaligus belajar dengan maksimal. Orang tua / pengasuh bisa menjadikan setiap ruang dan aktivitas sebagai area sains, berhitung, membaca, menulis, motorik kasar / halus serta banyak hal yang mampu mencakup banyak indikator seperti kognisi, sosial emosi, komunikasi, problem solving, kerjasama, tanggung jawab, cinta lingkungan dan keluarga dll.

Workshop Anak
Sekolah-sekolah ( KB,TK, SD ) dapat menyelenggarakan kegiatan workshop bagi anak-anak didiknya yang difasilitasi educator kami. Kegiatan ini menggunakan metode bermain dimana anak bekerja dan aktif. Workshop anak bisa diselenggarakan di maupun disekolah yang meminta. Tema workshop meliputi : sains, musik, membaca dan menulis, seni, matematika, mainan tradisional dll.
  
TUJUAN
  • Setiap lembaga / sekolah, pendidik / pendamping, orang tua / pengasuh anak mengerti dan memahami hak anak dengan maksimal sebagai pondasi dasarnya serta dapat menerapkannya dalam proses belajar – mengajar dan bermain anak, sehingga tumbuh kembang anak dapat berjalan dengan arif dan maksimal.
  • Menjadikan sekolah / lembaga dan rumah sebagai lingkungan yang mampu memfasilitasi kebutuhan bermain anak, sehingga anak dapat tumbuh kembang dengan baik.
  • Pendidik dapat merancang dan menjalankan model pembelajaran/kurikulum yang dinamis dan efektif.
  • Dapat mengkampanyekan tentang hak anak kepada lingkungan sekitar.
  • Berwawasan lingkungan. Mampu memaksimalkan apa yang ada disekitar kita, terutama sampah dan limbah sebagai media pendidikan dan alat bermain yang murah. Pendamping / guru, orang tua / pengasuh mempunyai pemahaman bahwa “Bermain itu tidak mahal” dan bisa menerapkannya.
  • Dapat berkomunikasi secara efektif dengan anak sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan maksimal tanpa memberi label, menjustifikasi dan tanpa melanggar hak anak.

PENUTUP
Dari uraian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa pentingnya pendampingan ini yaitu karena :
 Pertama, masa kanak–kanak adalah masa yang paling menentukan kehidupannya kelak. Perkembangan psikologis maupun sosial emosi anak menjadi tonggak pembangunan pondasi dasar mereka. Maka, dibutuhkan metode khusus yang baik baik dalam menghadapinya. Kenyataannya, anak-anak seharusnya dan seutuhnya menggali semuanya lewat bermain. Belajarpun dengan cara bermain, dan semestinya kita bisa mengarahkannya dan memberi media bermain yang ramah lingkungan dan mengandung unsur edukatif dengan tetap berpedoman pada norma adat dan agama yang baik, arif terhadap budaya lokal sehingga anak dapat tumbuh kembang dengan maksimal.
Kenyataan sekarang anak-anak diposisikan pada keadaan yang tidak berpihak kepadanya. Lingkungan yang kurang baik, kondisi dan kesibukan orang tua, sekolah yang hanya formalitas dan sebagainya. Maka bisa dilihat bagaimana anak-anak terpola menghabiskan waktu luang rata-rata lebih dari 3 jam per harinya di depan televisi. Padahal, waktu yang disarankan oleh banyak ahli tidak lebih dari 1 jam bagi anak berusia di bawah lima tahun. Itupun dengan acara, pengawasan dan bimbingan yang tepat. Banyaknya waktu anak yang digunakan untuk menonton televisi tentu mengurangi waktunya untuk bersosialisasi dengan teman sebaya, dan mengurangi waktunya untuk mengerjakan aktivitas kreatif perkembangan dan pertumbuhannya, terlebih peka terhadap keadaan sekitar dan memiliki problem solving yang baik, justru sebaliknya istilah api akan jauh dari tungku akan membayangi kondisi anak-anak kita. Maka, dalam jangka panjang, ini akan mengganggu perkembangan psikologis dan sosiologis anak.
Kiranya menjadi penting ketika kita sebagai pendidik dan orang tua sudah mampu memahami bagaimana sebaiknya anak diperlakukan, dipandang dan dipersepsikan, kita mengerti memahami dan menyadari tentang hak anak, dan kitapun mampu berkomunikasi secara efektif terhadap anak sehingga anak-anak kita, sebagai penerus masa depan akan menjadi anak-anak yang mampu menjunjung martabat. Beriman dan memahami nilai-nilai norma agama dan budaya.
Kedua, posisi strategis yang diperankan oleh pendidik usia dini, TK dan dasar. Ketika orang tua tidak sempat atau kurang maksimal dalam mendampingi anaknya sesuai pedoman pendidikan yang diharapkan, maka guru-gurulah yang menjadi benteng terakhir yang dapat diharapkan. Selain guru memiliki kemampuan untuk mendidik anak dengan wawasan materi pembelajaran yang kuat, guru / pendidik / pendamping tentunya mampu untuk memberi pemahaman kepada para orang tua.
Menjadi apresiasi lebih ketika para guru sudah mampu memberikan kurikulum yang “lebih efektif dan kreatif” kurikulum yeng menyentuh ranah kearifan local, berbasis rumah, mengapresiasi sampah dan limbah sebagai alat dan media belajar dan kearifan-kearifan lainnya sehingga para guru anak usia dini sedikit banyak mampu menjadi pioneer dalam kelompok masyarakat. Guru anak usia dini tidak lagi dipandang sebelah mata sebagai pengasuh / penjaga anak tetapi bisa menjadi control dalam masyarakat, salah satunya mampu memberikan pemahaman bagaimana pentingnya hak anak, memberikan materi home – base bagiorang tua murid, “mengontrol” televisi kepada orang tua murid dan mengajarkan APE Limbah serta memberikan bagaimana komukasi yang efektif kepada buah hatinya, tentunya akan lebih besar lagi jika mampu meneruskannya melalui langkah hukum class actions jika ada pelanggaran dan pelecehan terhadap anak didiknya.
Posisi mereka sebagai guru-guru sekolah akan lebih mempunyai kekuatan politis dan moral yang lebih kuat sehingga pelanggaran hak anak seperti media televisi secara cepat atau lambat akan mengubah format acarannya menjadi lebih baik. Lebih mempunyai nilai informasi dan pendidikan bagi anak. Lebih besar lagi terciptanya kondisi kondusif terhadap proses bermain anak-anak.
  • Sebagai program pengembangan, kampanye dan tukar informasi diharapkan pendampingan, pelatihan dan workshop ini dapat menjadikan pendidikan anak usia dini di wilayah anda sebagai contoh cerminan bagi dunia pendidikan anak usia dini yang progresif, kreatif, ramah lingkungan, arif terhadap budaya local, maju, melek media, di tempat lain.
  • Diharapkan para pendidik anak usia dini di wilayah anda mempunyai ketajaman analisa dan dapat terus menggembangkannya dengan harapan lebih tempat - tempat lain bisa mencontohnya.
  • Lokasi pendampingan, pelatihan dan workshop yang diadakan di sekolah / lembaga / wilayah anda ini sebagai terapan modul kurikulum Mata Air Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar